Senin, 02 Mei 2011

makalah Virus H1N1

 BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang

Saat ini penyebarab virus flu babi sangat mengkhawatirkan masyarakat, disertai penyebaran yang sangat cepat terutama dilingkungan yang dihuni banyak orang seperti di asrama atau pondok pesantren. Namun sebagian masyarakat juga masih menganggap ringan virus flu babi ini karena daya bunuhnya yang masih rendah disbanding penyakit-penyakit yang lebih dulu ada, seperti demam berdarah, TBC, dan lain-lain.

Sebagai lembaga yang berbasis asrama pesantren dimungkinkan sebagai tempat penyebaran flu babi yang cepat. Namun pada keadaan seperti itu para santri belum memahami akan tanda-tanda flu babi, sehingga mereka kurang tanggap jika salah seorang santri mengalami gejala-gejalanya.

Kecendrungan yang menyepelekan kebersihan dilingkungan pesantren mene\unjukan kurang perhatiannya pengurus pondok terhadap kesehatan santri, akibatnya santri tidak memenydari tanggung jawab nya akan kebersihan sendiri. Padahal santri telah belajar sebagai manusia yang cakap dan baik terhadap lingkungannya, dan berpedoman "kebersihan sebagian dari iman".

Peraturan-peraturan pesantren yang seharusnya dipatuhi justru dianggap mudah oleh santri. Terutama ssantri putra yang tingkat kepatuhannya lebih kecil do banding santri putri. Padahal sanksi yang jelas bagi santri yang melanggar aturansudah di terapkan termasuk peraturan kebersihan pesantren yang masih kurang dilaksanakan oleh santri. Pedoman santri "Punyaku-Punyamu" sering kali menimbulkan berbagai masalah kesehatan. karena,satu barang milik santri sudah biasa dipakai santri lain yang tidak memperhatikan mebersihan barang tersebut.

Kondisi lingkungan pesantren yang dihuni banyak orang memudahkan berbagai penyakit menyebar terutama jenis-jenis penyakit yang mudah menular seperti batuk,influenza,atau gejala-gejala flu babi dan lainnya. Hal tersebut bisa disebabkan lingkungan yang kurang diperhatikan kebersihannya,asupan nutrisi santri yang kurang dan daya tubuh santri sendiri.Namun realita yang ada,santri kurang menyadari betpa pentingnya kualitas lingkungan yang mereka tempati, sehingga mereka menganggap ringan penyakit-penyakit yang mudah menlar tersebut.

Menyadari fakta ini,langkah-langkah pencegahan berbagai penyakit dilingkungan pesantren haruslah dimulai dari diri sendiri untuk menyadari bahwa kesehatan mereka sangat berharga,kemudian menyadari bahwa lingkungn yang mereka tempati haruslah bersih agar penyakit-penyakit tidak mudah menyebarditempat yang berdasar pada "kebersaman"ini.

Dengan adanya fenimena diatas. Maka penelitian ini dilakukan dilingkup pesantren dan mengambil judul "PENCEGAHAN VIRUS H1N1 DI PESANTREN DENGAN PROTEKSI DIRI DAN LINGKUNGAN"
B.RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang diatas,rumusan malah yang diambil adalah:

  1. Apa penyebab flubabi dan bagaimana penyebarannya dilingkup pesantren?
  2. Apa saja tanda-tandanya?
  3. Bagaimana pencegahan penyebaran flubabi di pesantren?


C.BATASAN MASALAH

Pada penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan,diantaranya:

  1. Pengumpulan data dengan angket memiliki jawaban yang dipengaruhi oleh sikap dan harapan-harapan pribadi,sehingga lebih bersifat subjektif.
  2. Jumlah responden berjumlah 20 orang.
  3. Penyebarab angket dilakukan di ponpes putra Al-Anwar dan ponpes putrid Al-Khodijiyyah paculgowang.
  4. pengumpulan data dilengkapi dengan wawancara.
  5. Waktu penelitian yang terbatas,mempengaruhi hasil yang didapat kurang maksimal.
D.TUJUAN PENELITIAN

  1. Tujuan umum
Untuk mengetahui tenteng virus H1N1(flu babi)

2.Tujuan khusus
A.Untuk mewaspadai penyebaran virus flu babi dilingkup pesantren.

B.Untuk meningkatkan kualitas lingkungan pesantren.

E.MANFAAT PENELITIAN

1.Bagi peneliti
Sebagai suatu pembelajaran dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah dan menambah pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa penting yang kurang ditanggapi oleh lingkungan pesantren.

2.Bagi responden
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang penyebaran virus H1N1. selain itu juga meningkatkan kesadaran akan kebersihan lingkungan pesantren.

3.Bagi pondok pesantren
Sebagai langkah awal untuk menjadikan pesantren yang berkualitas,bersih dan nyaman. Serta lebih mendisiplinkan santri untuk mematuhi peraturan.

BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1.Tinjauan pustaka

2.1-1.Pengertian dan sejarah virus
Virus berarti racun,berasal dari kata "Virion"Virus disebut racun karena hampir semua jenis virus merugikan, terutama meninggalkan penyakit pada tumbuhan,hewan,dan manusia.
Sejarah penemuan virus dimulai pada tahun 1882 dengan adanya penyakit yang menimbulkan binti-bintik kekuningan pada daun tembakau. Seorang lmuan jerman bernama A.Mayer setelah mengadakan penelitian tentang virus penyebab penyakit mosaic pada tanaman tembakau mendapatkan bahwa penyakit itu menlari tanaman tembakau lain.
Virus pertama kali ditemukan oleh Dimitri Ivanawsky (1889),yaitu ilmuan Rusia, dan Beijerinck (1889) ilmuan bekebangsaan Belanda.Keduanya menemikan penyakit mosaic pada tembakau, Pada tahun 1935 Wendell Stanley seorangilmuan Amerika Serikat berhasil mengkristalkan makhluk yang menyerang tanaman tembakau tersebut. Makhluk tersebut kemudian dinakan TMV (Tobacco Mozaic Virus ) atau virus mosaic tembakau. Sejak itu penelitian tentang virus masih terus berkembang.
2.1-2.Ciri-ciri virus
Virus merupakan jasat nonseluler,tidak memenuhi syarat sebagai sel hidup. Virus disebut juga makhluk peralihan antara benda mati dan makhluk hidup. Dalam hal ini virus memiliki cirri-ciri 2 hal. Yaiyu:
a.Ciri-ciri virus sebagai makhluk mati (sifat pasif)
  • Dapat dikristalkan
  • Tidak memiliki protopl;asma
  • Pasif,tidak melakukan aktivitas
  • Jika diluar sel/organisme hidup
b.Ciri-ciri virus sebagai makhluk hidup (sifat aktif)

  • Dapat melakukan reproduksi
  • Memiliki AND atau ARN dan protein
  • Aktif,melakukan aktivitas, menimbulkan penyakit
  • Jika didalam sel/organisme hidup
2.1-3.Pengertian virus H1N1

Kata flu seakan dari dulu sudah akrab didengar oleh manusia. Banyak penyebab penyakit flu temasuk virus. Sejarah mencatat bahwa telah terjadi sejumlah pandemic (wabah global) yang disebabkan oleh virus famili Orthomyxoviridae ini dengan cirri khas sangat senang melekat dimembran selaput lendir khususnya hewaqn mamalia yang sejauh ini virus tersebut masih digolongkan kebeberapa type A, B, dan C.
H1N1 yang spesifik terdapat pada golongan babi dan H1N1 yang spesifik pada manusia saat ini telah diduga telah berkombinasi satu sama lainnya sehingga menghasilkan virus subtype H1N1 mudah menular dari manusia kemanusia dan juga sebaliknya. Dari manusia kehewan sehingga keadaan ini disebut anthropozoa, artinya keadaan penularan timbal balik tersebut karena utamanya dipengaruhi oleh sosiologi dan budaya manusia yang berinteraksi dengan alam dan makhluk hidup lainnya. Penelitian yang diketuai Virologis Yoshihiro Kawaoka membuktikan bahwa virus H1N1 mampu menginfeksi bagian dalam sel diparu-paru, yang akan mengakibatkan pneumonia yang bisa mengkibatkan kematian.
2.2 Hipotesia penelitian
Nipotesia yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
  • Virus flu babi membahayakan dan penyebarannya cepat, terutama dilingkungan pesantren.
  • Kesadaran individu akan kebersihan diri dan lingkungan mencegah berkembangnya virus-virus penyakit.

     
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1.Rancangan penelitian

Peneliian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat nonstatistik, yaitu pengolahan datanya tidak menggunakan analisis statistic. Melainkan dengan analisis kualitati. Dan menggunakan rancangan penelitian non-eksperimen denngan ciri-ciri:

  1. Subjek tidak dibagi menjadi 2
  2. tidak adanya menipulasi (perlakuan) terhadap subjek
  3. Bersifat nature
3.2.Populasi dan sample

3.2.1.Populasi

Populasi penelitian adalah sekumpulan objek yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian (Adimiwarta.1989:695)
Populasi pada penelitian ini adalah pondok pesantren Al-Anwar dan Al-Khodijiyyah di paculgowang.
3.2.2.Sampel

Sampel adalah bagian kecil data penelitian yang dianggap dapat mewakili keseluruhan data atau populasi (Admiwarta.1989:173)
Sampel pada penelitian ini adalah santri Al-Anwar dan Al-Khodijiyyah paculgowang.
3.3.Teknik pengmpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

  1. Angket
  2. Wawancara(interview)
Jenis angket yang dimaksud adalah menggunakan kuesioner terbuka. Yakni responden dapat menjawab pertanyaan sesuai kenyataan dan harapan-harapan pribadi yang telah disebarkan kepada beberapa santri Al-Anwar dan Al-Khodijiyyah yang telah bersedia menjadi responden.

Sedangkan teknik wawancara adalah suatu teknik yang digunakan untuk memperoleh informasi yang sebenarnya dari pengetahuan dan pengalamanpribadi nara sumber dengan cara bercakap-cakap dan bersua muka (face to face)

Pada penelitian ini wawancara dilakukan dengan narasumber ketua pondok putra Al-Anwar dan ketua pondok putri Al-Khdijiyyah.

3.4.Prosedur pengumpulan data

Langkah-langkah pengumpulan data yang dilakukan adalah:

  1. Meminta kesediaan nara sumber untuk meluangkan waktunya.
  2. Memberikan angket kepada santri yang bersedia menjadi responden untuk menjawab dengan jujur dan menurut pengalaman pribadi.
  3. Menganalisis data yang diperoleh dari penyebaran angket dan wawancara untuk disimpulkan.
3.5.Tempat dan waktu penlitian

3.5.1.Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di ponpes Al-Alwar dan Al-Khodijiyyah paculgowan beserta nara sumber wawancara.
3.5.2.Waktu penelitian
Penelitian dalaksanakan selama 5 hari dari tanggal 22-27 Agustus 2009.
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
Pada bab ini, akan dijabarkan hasil penelitian dengan berbagai metode yang telah disebutkan tadi, yakni dengan penyebaran angket dan wawancara (interview).

Data-data yang diperoleh menjelaskan tentang keadaan lingkungan pesantren, tanggapan para santri mengenai wabah flu babi, tindakan yang digunakan untuk memotivasi para santri untuk mendorong semangat kebersihan lingkungan pesantren.

4.1.Hasil penelitian angket

Berdasarkan hasil penelitian dengan metode penyebaran angket kepada beberapa santri selama 5 hari. Diperoleh keterangan-keterangan sebagai berikut:

  1. Kondisi lingkungan pesantren
Kebersihan pesantren masih kurang diperhatikan, karena tidak adanya rasa kesadaran ada diri santri untuk membersihkan lingkungan yang ditempati sehingga kesehatan para santri ikut terganggu.

  1. Solusi untuk menjadikan lingkungan yang bersih
Selain menumbuhkan semangat kesadaran akan kebersihan pada diri sendiri santri dan mengadakan ro'an (kerja bakti) membersihkan tempat-tempat kotor dan kamar. Pemantauan yang dilakukan pengurus juga sangat menentukan ketertiban santri untuk melakukan tugasnya bersih-bersih. Dengan aturan-aturan yang tidak melanggar batasan-batasan syari'at serta jelas guna dan manfaatnya bagi santri.

  1. Solusi untuk mendorong semangat kebersihan pada diri santri
Mengadakan lomba kebersihan perkomplek setiap satu bukan sekali agar santri terbiasa membersihkan lingkungannya tanpa ada unsur paksaan dari pengurus pondok. Pemberian tugas membersihkan lingkungan seperti halaman pondok dan kamar dengan bergantian yang telah dijadwal mampu mendidik santri untuk melakukan tanggung jawabnya terhadap tempat yang ditempati. Serta menanamkan motto atau perinnsip kepada santri bahwa kebersihan sebagian dari iman.

  1. Tanggapan mengenai flu babi yang telah masuk dilingkungan pesantren
Perlu diwaspadai dengan cara menjaga kesehatan dan kebersihan karena penyakit flu babi dianggap berbahaya.

4.2.Analisa data
Penyebaran flu babi dilingkungan pesantren perlu diwaspadai, bukan karena flu babi dapat mengakibatkan kematian, namun yang dikhawatirkan adalah penyebarannya yang sangat cepat. Terutama didalam pesantren yang dihuni oleh banyak orang, sehingga penularannya sangat cepat.

Kebersihan pesantren yang sangat kurang diperhatika memudahkan penyebaran berbagai penyakit. Kondisi seperti itu perlu ditanggapi dengan serius untuk mengantisipasinya penyebaran flu babi dipesantren.

Berbagai cara telah dilaksanakan oleh pengurus pondok untuk menjaga kebersihan pesantren, termasuk menjalankan ro'an (kerja bakti) sebagai rutinitas mingguan. Pemantauan aktivitas santri setiap kerja bakti juga telah dilaksanakan. Serta memberikan sanksi kepada santri yang melanggar aturan dengan tidak melebihi batasan-batasan syari'at dan sanksi yang diberikan tersebut bersifat mendidik.

Salah satu kegiatan untuk menumbuhkan semangat kebersihan adalah dengan mengadakan lomb kebersihan kamar atau komplek, dengan demikian santri akan terdorong untuk selalu membersihkan tempatnya. Selain itu,penjadwalan piket halaman akan mendidik kedisiplinan santri untuk melaksanakn kewajibannya terhadap lingkungan.

4.3.Hasil penelitian wawancara
1. Penyebaran flu babi masih dianggap biasa saja, karena masih banyak penyakit lain yang masih berbahaya. Namun tetap daintisipasi agar tidak menyebar dipesantren dengan memerhatikan makanan santri.

2. Alasan pesantren kurang bersih adalah karena banyaknya santri dipesantren dan kesadaran santri masing-masing akan menjaga kebersihan kurang maksimal.

3. Medorong semangat kebersihan dengan mengadakan lomba kebersihan kamar atau komplek dirasa kurang menjamin akan berhasil. Hal resebut dikarenakan ketergantungan santri pada aturan yang diperintah. Maksudnya,santri mau bersih-bersih apabila ada perintah dari pengurus saja ketika tidak di perintah lagi santri juga belum menyadari akan tugasnya itu.

4. Selain itu, pengontrolan asupan nutrisi santri juga kurang maksimal. Karena hal ini dilakukan sendiri oleh santri dan tidak terikat peraturan mengenai makanan yang para santri konsumsi. Jadi peran santri dalam mencegah berbagai penyakit dimlai dari makanan yang dikonsumsi setiap hari dan memperkuat daya tahan tubuh agr tidah medah terserang penyakit.



BAB 5
PEMBAHASAN
5.1. Penyebab dan tanda-tanda flu babi

Penyabab flu adalah virus famili orthomyxoviridae dengan cirri khas sangat senang melekat dimembran selaput lendir, sejauh ini virus tersebut masih digolongkan kebeberapa tiype A,B, dan C. Sejak lama babi dianggap dalam penularan influenza antarsepesies karena hewan ini memiliki reseptor, baik terhadap virus influenza unggas maupun manusia. Konsekwensinya, babi dianggap sebagai induk semang perantara atau sebagai tabung pencampur (mixing vessel) dimana materi genetic virus dapat dipertukarkan.

Tanda-tanda virus H1N1 menurut Canters For Discase and Prevention (CDC) seperti halnya jenis flu lain, gejala flu babi dapat termasuk:

  • Demam tinggi
  • Pusing
  • Menggigil
  • Radang tenggorokan
  • Batuk
  • Pilek atau hidung mampet
  • Badann pegal dan nyeri
  • Kelelahan dan mengantuk


Adapun ciri-ciri penderita virus flu babi menurut WHO adalah:

  • Panas demam yang tinggi diatas 39 C
  • Nyeri dipersendian
  • Hidung berair yang tidak seperti biasanya karena pari-paru berair
Tanda-tanda yang lebih serius infeksi flu babi termasuk Pneumonia dan kegagalan pernafasan. Jika flu menjadi pandemic. Setiap orang berpotensi untuk terjangkit virus asal meksiko ini.

5.2.Penyebaran virus H1N1 dipesantren

Penyebaran Swine flu atau sebutan lain flu babi termasuk tinggi yakni mencapai 200% per 10 perhari. Saat ini penyebarannya diindonesia berada ditingkat 90 dari 140 negara didunia.

Penyebaran flu babi ini juga menyangkut penularannya. Yang paling cepat penularannya adalah dengan:

  • Kontak langsung dengan penderita karena berbicara ataupun dengan percikan batuk atau bersin.
  • Kontak dengan benda yang terkontiminasi virus.
Kehidupan asrama dipesantren sangat memudahkan virus-virus penyakit menular. karena kontak langsung antara penderita dengan santri yang sehat sering terjadi, sehingga virus mudah menyebar dan menginfeksi orang lain.

Sebenernya, virus flu babi tidak menular dari hewan babi ke manusia, tetapi lebih banyak menyebar melalui penularan dari orang ke orang. Juga tidak dapat menyebar oleh bahan makanan yang terbuat dari daging babi dan produk turunannya, karena virus tidak dapat ditularkan melalui makanan. Namun untuk mewaspadai penyebarannya. Faktor makanan juga perlu diperhatikan, karena berpengaruh pada daya tahan tubuhsntri. Jika makanan yang dikonsumsi setiap harinya sesuai dengan kebutuhan tubuh, maka daya tahan tubuh kuat terhadap virus-virus penyakit yang mudah sekali menular melalui udara.

Masa inkubasi flu babi ini 1-7 hari, masa penularan nya satu hari sebelum sakit dan 7 hari sesudah sakit. Dan puncak penularan terjadi pada 5 hari pertama dari kemunculan gejala awalnya. Sehingga sebagai santri yang menempati satu kamar 10-15 haruslah lebih mewaspadai gejala-gejala awal flu babi agar lebih tanggap dalam mengatasi penyebarannya.

5.3 Pencegahan flu babi di lingkungan pesantren

Beberapa hal yang berpengaruh pada sebab mengapa pencegahan virus flu babi harus dilakukan. Yaitu:

1.Kehidupan asrama

Konsep asrama yang diterpkan dalam pesantren sebetulnya memiliki nilai tradisidan nilai moral yang tinggi, yakni mengajarkan hidup dalam suasana kebersamaan. Santri yang berasal dari keluarga miskin atau kaya disatukan dalam ruangan yang sama. Mengonsumsi makanan dan miniman yang setara. Serta menimba ilmu dengan kadar yang sama. Namun melalui interaksi di dalam asrama yang satu ruangan dihuni beberapa orang, memudahkan berbagai penyakit menular. Sehingga kita perlu mengntisipasinya.

Tak dapat dipungkiri, sebagian pesantren ini masih sulit untuk menyebutnya bersih. Sedangkan telah diketahui bahwa tempat-tempat kotor adalah sarang penyakit.

Oleh sebab itu, selain tindakan kuratif berupa pelayanan kesehatan yang memadai. Tindakan preventif harus dilakukan untuk mencegah penyakit flu babi ini masuk dilingkungan pesantren. Tindakan preventive tersebut adalah dengan meningkatkan kebersuhan lingkungan. Selain menjadi kegiatan rutin dan wajib setiap minggu untuk kerja bakti membersihkan asrama. Mengadakan lomba kebersihan kamar setiap bulan dapat meningkatkan semangat kebersihan para santri.dengfan perlombaan terssebut, santri akan terpacu untuk ingin selalu bersih dan dalam jangka waktu panjang akan terbiasa membersihkan tempatnya tanpa menunggu paksaan dari pengurus. Beberapa Kendala lomba kebersihan seperti dana dan waktu, akan terbayar dengan terciptanya suasana lingkungan pesantren yang bersih dan nyaman, timbale balik yang didapatkan santri adalah kesehatan mereka sendiri, karena virus-virus penyakit yang biasa tumbuh ditempat yang kumuh tidak akan ada dilingkungan pesantren kita.

Peran serta pengurus pondok dalam pemantauan kebersihan lingkungan yang telah dilakukan juga sangat mendukung para santri untuk menyadari bahwa menjaga dan merawat lingkungan adalah kewajiban yang harus dilakukan. Pemberian sanksi bagi santri yang melanggar ateran seringkali dianggap mudah oleh santri. Sehingga sikap menyepelekan kebersihan mengakibatkan hilangnya kemauan untuk bersih. Dengan cara lain, dengan melalui pendekatan dan penjalasan kepada santri tentang pentingnya kebersihan akan menambah kesadaran santri untuk memtuhi peraturan dan menjaga lingkungan.

Dengan demikian, terciptalah suasana pesantren yang bersih dan nyaman, serta terhindar dari berbagai serangan penyakit, baik penyakit menular ataupun penyakit yang tidak menular.

2. Perbabikan asupan nutrisi
Dalam konteks persebaran penyakit, konsep asrama mendapatkan tantangan besar untuk meretropeksi, tentu bukan dengan mengganti asrama dengan konsep indeks, yang satu kamar ditempati satu orang, karena cara tersebut akan menimbulkan masalah baru, yakni ketersediaan lahan dan dana. Namun yang harus dilakukan adalah menjaga kebersihan asrama serta memperbaiki asupan giji yang kita makan.

Lingkungan yang kotor tersebut secara gradual juga menurunkan kesehatan atau ketahanan tubuh. Sehingga santri mudah terserang penyakit. Belum lagiperbandingan antara asupan nutrisi para santri dan aktivitas yang dilakukan sejak subuh hingga menjelang dini hari.

Padatnya kegiatan kadang tidak di imbangi dengan asupan nutrisi yang cukup sehingga kondisi tubuh tidak fit. Padahal persebaran influenza selain karena kontak langsung dengan penderita, dimungkin kan karena daya tahan tubuh yang sedang menurun.

Perbaikan asupan nutrisi dilakukan sendiri oleh para santri karena tidak ada aturan yang membatasi makanan yang dikonsumsi santri. Mengatur pola makan dan menyeimbangkan menu makanan dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Jika menu makanan yang ada dipesantren kurang memenuhi kebutuhangizi, santri bisa membawa bekal makanan penyeimbang dari rumah. Semboyan " Kebersihan Sebagian Dari Iman" harus dilengkapi dengan dengan meningkatkan asupan makanan yang bergizi, sehingga meningkatkan daya tahan tubuh para santri. Agar berbagai macam virus penyakit semacam flu babi tidak menyerang.

BAB 6
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan analisa pada bab 4, dan pembahasan pada bab 5. maka dapat diketahui bahwa:

  1. Penyebab influenza yang telah menjadi pandemic adalah virus famili orthomyxoviridae, dan penyebarannya sangat cepat dari pada daya tubuhnya.
  2. Santri haruslah tetap tenang dan tidak panik menanggapi virus H1N1.yang harus dilakukan adalah mewaspadai gejala virus influenza seperti demam,pilek,letih,lesu,sakit tenggorokan,serta sesak nafas yang disertai mual.
  3. Pencegahan virus H1N1 dipesantren dengan proteksi diri melalui menjaga makanan yang setiap hari dikonsumsi agar daya tahan tubuh tetap fit, dan priteksi lingkungan dengan menjaga kebersihan pesantren dan menyadari bahwa santri mempunyai kewajiban terhadap lingkungan pesantren yang ditempati.
    1. Saran
Setelah diperoleh kesimpulan dari hasil penelitian. Maka peneliti memberikan saran-saran kepada berbagai pihak. Antara lain:

  1. Pengurus pondok
Untuk meningkatkan kedisiplinan tugas dan tanggung jawab sebagai panutan santri dalam mematuhi peraturan-peraturan pesantren. Dan lebih ekstra dalam memberikan semangat kebersihan dan dalam pemantauan penjagaan kebersihan pesantren yang telah dilakukan.

  1. Santri dan responden
Untuk meningkatkan kesadaran terhadap perturan yang dibuat demi kebaikan santri sendiri dan lebih menyadari bahwa lingkungan yang ditempati perlu dijaga kebersihannya agar virus-virus penyakit termasuk flu babi yang dianggap berbahaya itu tidak menyebar dilingkungan pesantren kita.

  1. Peneliti selanjutnya
Di harapkan peneliti selanjutnya tidak mengulangi keterbatasannya atau kekurang yang kami lakukan selama penelitian. Selain itu, peneliti selanjutnya mampu mengadakan yang lebih baik serta menggunakan populasi,sample, dan responden yang lebih puas lagi.

DAFTAR PUSTAKA

  • Admiwarta.S, dkk. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
  • Rosidi. Imron. 2005. Ayo Senang Menulis Karya Tulis Ilmiah. Jakarta:Media Pustaka
  • Forum Komunikasi Guru. 2007. Biologi SMA KelasX. Surabaya: PT. Surya Jaya (kelompok Kompas GRAMEDIA)


LAMPIRAN 1
DAFTAR ANGKET
Kelompok Ilmiah Remaja

MA Al-Anwar- paculgowang

Judul: "PENCEGAHAN VIRUS H1N1 DI PESANTREN DENGAN PROTEKSI DIRI DAN LINGKUNGAN"
Pertanyaan :

  1. Bagaimana menurut anda mengenai kebersihan anda?
  2. Dengan cara apa anda bisa mambuat lingkungan pesantren anda menjadi bersih?
  3. Solusi apa yang dilakukan untuk mendorong semangat kebersihan?
  4. Apa tanggapan anda mengenai masalah flu babiyang telah masuk dilingkungan pesantren?
KIR MA Al-Anwar
LAMPIRAN 2
DAFTAR WAWANCARA

  1. Bagaimana tanggapan anda mengnai masalah flu babi yang sudah masuk dipesantren?
  2. Bagaimana cara anda mengantisipasi masalah tersebut agar tidak masuk kepesantren anda?
  3. Mengapa santri kurang menjaga kebersihan pesantren?
  4. Bagaimana dengan asupan nutrisi santri?
  5. Bagaiman dengan aturan pondok mengenai masalah kebersihan?
  6. Mungkinkah meningkatkan semangat kebersihan dengan mengadakan lomba kebersihan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar